Islam Agama Keselamatan

Jihad Terbesar adalah Jihad Melawan Hawa Napsu

Islam Agama Keselamatan

Jihad Terbesar adalah Jihad Melawan Hawa Napsu

Islam Agama Keselamatan

Jihad Terbesar adalah Jihad Melawan Hawa Napsu

Islam Agama Keselamatan

Jihad Terbesar adalah Jihad Melawan Hawa Napsu

Islam Agama Keselamatan

Jihad Terbesar adalah Jihad Melawan Hawa Napsu

Selamat Datang di Blog abufasih2012.blogspot

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم.

Blog ini diharapkan menjadi salahsatu media untuk meninggikan syiar Islam dan sebagai sarana komunikasi, shilaturahim dengan, shahabat, jamaah, dan masyarakat umum. Melalui Blog ini diharapkann dapat membantu meningkatkan kualitas diri kita sebagai seorang muslim dan memberikan perubahan dalam memahami serta menjalani kehidupan. Blog ini sebagai aktualisasi dari suatu keterangan, "SAMPAIKAN WALAUPUN SATU AYAT". Semoga isi blog ini bisa memberikan pencerahan bagi kita semua آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن . Apabila ada kekeliruan pada blog ini mohon dikoreksi.

Terimakasih atas kunjungannya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jumat, 19 Oktober 2012

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal…” (QS. Yusuf ayat 111).





Sangat penting mempelajari sejarah dakwah Islam di Indonesia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an ayat 111 bahwa mempelajari sejarah terdapat ibrah (pelajaran). Dengan memepelajari sejarah di masa lampau, kita dapat mengambil pelajaran untuk di masa yang akan datang dibuat perencanaan atau konsep yang lebih baik khususnya untuk dakwah di tanah air kita, Indonesia. Sesuai dengan hadist Rasulullah “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini “.

Bahasa merupakan nilai tertinggi dari suatu peradaban. Suatu bangsa dipengaruhi nilai tertentu jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai tersebut. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab (bahasa Al-Qur’an) contohnya kata ibarat yang kata dasarnya dari ibrah ini yang bermakna pelajaran dan masih banyak lagi bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia sudahdipengaruhi oleh budaya islami.

Sejarah masuknya Islam di Indonesia melalui babak – babak yang penting:

1. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).

Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Dai yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah beradaptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di pesisir-pesisir Nusantara.
Sejak awal Islam tidak pernah membeda-bedakan fungsi seseorang untuk berperan sebagai dai (juru dakwah). Kewajiban berdakwah dalam Islam bukan hanya kasta (golongan) tertentu saja tetapi bagi setiap masyarakat dalam Islam. Sedangkan di agama lain hanya golongan tertentu yang mempunyai otoritas menyebarkan agama, yaitu pendeta. Sesuai ungkapan Imam Syahid Hasan Al-Bana “ Nahnu du’at qabla kulla syai“ artinya kami adalah dai sebelum profesi-profesi lainnya.

Sampainya dakwah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya juga membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami. Masyarakat ketika berbenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimuliakan sebagai manusia dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh masuknya agama Kristen ke Indonesia ini berbarengan dengan Gold (emas atau kekayaan) dan glory (kejayaan atau kekuasaan) selain Gospel yang merupakan motif penyebaran agama berbarengan dengan penjajahan dan kekuasaan. Sedangkan Islam dengan cara yang damai.

Begitulah Islam pertama-tama disebarkan di Nusantara, dari komunitas-komunitas muslim yang berada di daerah-daerah pesisir berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan perdagangan dan terus berkembang sampai akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam dari mulai Aceh sampai Ternata dan Tidore yang merupakan pusat kerajaan Indonesia bagian Timur yang wilayahnya sampai ke Irian jaya.

2. Babak kedua, abad 13 masehi.

Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.

Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui saluran-saluran:

* a) Perdagangan
* b) Pernikahan
* c) Pendidikan (pesantren)

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

* d) Seni dan budaya

Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia di hadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.
Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada di Indonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.

* e) Tasawwuf

Kenyatan sejarah bahwa ada tarikat-tarikat di Indonesia yang menjadi jaringan penyebaran agama Islam.

3. Babak ketiga, masa penjajahan Belanda.

Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia Belanda kedaerah Nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yakni VOC, semejak itu hampir seluruh wilayah nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali Aceh. Saat itu antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para Ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima perangnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.

Potensi-potensi tumbuh dan berkembang di abad 13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan. Ulama-ulama menggelorakan Jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:

* Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba antara kekuatan Ulama dengan adat contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
* Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang Guru Besar keIndonesiaan di Universitas Hindia Belanda juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah, dia berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji karena pada saat itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.

4. Babak keempat, abad 20 masehi

Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik atau politik balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan masyarakat yang dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam tetapi sebenarnya tujuannya untuk mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh dari Al-Qur’an dan hadist dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah. Selain itu juga mempersiapkan untuk lapisan birokrasi yang tidak mungkin pegang oleh lagi oleh orang-orang Belanda. Yang mendapat pendidikanpun tidak seluruh masyarakat melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan), karena itu yang pemimpin-¬pemimpin pergerakan adalah berasalkan dari golongan bangsawan.

Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada bersifat organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi Serikat Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di Indonesia pada tahun 1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata sampai priyayi dan meliputi wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo yang bersifat masih bersifat kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Serikat Islam dapat disebut organisasi pergerakan Nasional pertama daripada Budi Utomo.

Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang memimpin organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi yang karena memegang teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia adalah seorang inspirator utama bagi pergerakan Nasional di Indonesia. Serikat Islam di bawah pimpinannya menjadi suatu kekuatan yang diperhitungkan Belanda. Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang membina para pemuda yang tergabung dalam Young Islamitend Bound yang bersifat nasional, yang berkembang sampai pada sumpah pemuda tahun 1928.

Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Lembaga-lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang anggotanya adalah para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman tersebut.

Di masa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecah-belah kesatuan kekuatan umat oleh pemerintahan Jepang dengan membentuk kementrian Sumubu (Departemen Agama). Jepang meneruskan strategi yang dilakukan Belanda terhadap umat Islam. Ada seorang Jepang yang faham dengan Islam yaitu Kolonel Huri, ia memotong koordinasi ulama-ulama di pusat dengan di daerah, sehingga ulama-ulama di desa yang kurang informasi dan akibatnya membuat umat dapat terbodohi.

Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas untuk kemerdekaan Indonesia dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan dilanjuti dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan lebih mengerucut lagi menjadi Panitia Sembilan, Panitia ini yang merumuskan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagram Jakarta merupakan konsensus tertinggi untuk menggambarkan adanya keragaman Bangsa Indonesia yang mencari suatu rumusan untuk hidup bersama. Tetapi ada kalimat yang kontroversi dalam piagam ini yaitu penghapusan “7 kata “ lengkapnya kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya yang terletak pada alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhan Yang Maha Esa.

Babak kelima, abad 20 & 21.

Pada babak ini proses dakwah (Islamisasi) di Indonesia mempunyai ciri terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh gerakan Islam internasional secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh yang meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia tidak terjajah maka proses Islamisasi di Indonesia akan berlangsung dengan damai karena bersifat kultural dan membangun kekuatan secara struktural. Hal ini karena awalnya masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat membangun martabat masyarakat yang sebagian besar kaum sudra (kelompok struktur masyarakat terendah pada masa kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat. Sejarah membuktikan bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan) yang merupakan kota-kota yang perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota muslim. Dengan kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan merupakan wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian Allah mentakdirkan di Indonesia merupakan jumlah peduduk muslim terbesar di dunia, tetapi masih menjadi tanda tanya besar apakah kualitasnya sebanding dengan kuantitasnya.



Dari Abi Dzar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW masuk ke rumah Aisyah ra. dan beliau bersabda, “Wahai Aisyah, maukah kamu kuberikan kabar gembira? Ayahmu (Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.) di surga, temannya adalah Nabi Ibrahim as. Umar di surga dan temannya adalah Nabi Nuh as., Utsman di surga dan aku temannya. Ali di surga dan temannya adalah Yahya bin Zakaria. Thalhah di surga dan temannya Nabi Daud as. Az-zubair di surga dan temannya Nabi Ismail as. Sa’d bin Abi Waqqash di surga dan temannya Nabi Sulaiman bin Daud. Said bin Zaid di surga dan temannya Musa bin Imran. Abdurrahman bin Auf di surga dan temannya Isa bin Maryam. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga dan temannya Idris as. Wahai Aisyah, aku junjungan para nabi, ayahmu shiddiqin yang paling utama dan kamu adalah ummul mukminin.”

Spoiler for 1. ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ:


Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu'anhu (RA) adalah khalifah pertama, setelah Nabi wafat. Beliau sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, ke manapun Nabi pergi, beliau selalu menyertainya. Termasuk saat Rasul dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, suatu perjalanan yang penuh dengan risiko.
Sejak remaja, Abu Bakar telah bersahabat dengan Nabi. Belia juga orang yang pertama memeluk Islam. Tidak sulit baginya untuk mempercayai ajaran Islam, kerana beliau tahu betul keagungan ahklak Rasulullah.

Demikian juga saat Nabi menyampaikan peristiwa Isra Mi'raj. Abu Bakarlah sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, beliau diberi gelar oleh Rasulullah yakni Ash-Shiddiq ( yang benar, jujur, dan membenarkan ). Abu Bakar wafat dalam usia 63 tahun ( 13 hijriah ). Beliau dimakamkan di Madinah bersebelahan dengan makam Rasulullah.


2. 'UMAR BIN KHATTAB: 

'Umar bin Khattab RA adalah khalifah kedua. Beliau termasuk sahabat yang sangat dikasihi oleh Nabi. Sebelum masuk Islam, beliau dikenal sebagai seorang yang gagah perkasa dan sering mabuk. Seluruh penduduk Makkah merasa takut kepadanya.
'Umar memeluk Islam setelah mendengar surat Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Dia sangat keras dalam membela agama Allah. Beliau menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat.

Saat 'Umar diangkat menjadi khalifah, daerah kekuasaan Islam bertambah. Kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditakluk dalam kurun waktu satu tahun (636-637M). Pemimpin yang sederhana dan peduli pada rakyatnya ini, wafat setelah dibunuh Abu Lukluk saat hendak memimpin shalat (23 H/644 M). Ia dimakamkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah.


3. 'USTMAN BIN AFFAN:

'Ustman bin Affan RA adalah khalifah Islam ketiga. Pada saat kepemimpinannya,beliau berhasil mengumpulkan wahyu, dan menyusunnya dalam bentuk mushaf Al-Qur'an. 'Ustman bin Affan masuk Islam lewat ajakan Abu Bakar. Beliau mendapat gelaran Dzun Nur 'Ain ( pemilik dua cahaya ), kerana menikahi dua putri Nabi, Ruqqayah dan Ummu Kultsum.

'Ustman dikenal sebagai saudagar kaya dan dermawan. Beliau selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Saat berlakunya peperangan Tabuk, 'Ustman menyumbang lebih daripada 940 ekor unta, kemudian membawa 60 ekor kuda untuk menggenapinya menjadi 1000. 'Ustman wafat pada tahun 35H atau 655M.


 4. 'ALI BIN ABI THALIB: 

'Ali bin Abi Thalib RA dilahirkan di Makkah tahun 598 Masehi. Ali adalah orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Ali terkenal orang yang sangat berani, ahli siasat perang, dan cerdas. Pada saat
peristiwa hijrah, 'Ali tidur di atas tempat tidur Nabi. Sehingga, para tentara Quraisy yang mengepung rumah Nabi, mengira Nabi masih berada di dalam rumah. 'Ali wafat pada tahun 40 Hijrah, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun setelah shalat shubuh. Beliau meninggal dalam usia 63
tahun dan memegang jawatan khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Beliau di makamkan di Kufah, Irak.


5. THALHAH BIN ADDULLAH: 

Thalhah bin Abdullah dikenal sebagai salah satu konsultan Rasulullah. Beliau berasal daripada suku Quraisy.
Saat berlakunya perang Uhud, Thalhah telah ikut serta. Dalam peperangan tersebut beliau menderita kerana
luka parah. Dia menjadikan dirinya sebagai sebuah perisai bagi Rasulullah dan mengalihkan panah yang akan mengenai diri Nabi dengan tangannya. Sehingga semua jari-jarinya putus. Thalhah wafat pada 36 H atau 656 M. Beliau syahid ketika mengikuti perang Jamal.


6. ZUBEIR BIN AWWAM: 

Zubeir bin Awwam termasuk golongan yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Usianya pada saat itu baru berumur 15 tahun. Pembelaannya terhadap Islam begitu nyata. Zubeir tidak pernah tertinggal dalam berbagai pertempuran bersama kaum muslimin. Beliau selalu berada di barisan hadapan medan peperangan. Sekujur tubuhnya terdapat luka dari hasil peperangan. Beliau sangat dicintai Rasulullah. Ketika terjadi perselisihan faham di antara kaum muslimin, Zubeir tidak sedikitpun memihak yang berseteru. Ia malah berusaha menyatukannya. Zubeir ditikam ketika sedang menghadap Allah, beliau wafat pada tahun 36H atau 656M.


7. SA'AD BIN ABI WAQQAS: 

Sa'ad bin Abi Waqqas memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda dan memanah. Jika belia memanah musuh dalam sebuah peperangan pastilah tepat sasarannya. Hampir seluruh peperangan belia ikuti.

Saat awal memeluk Islam, ibunya mengancam untuk mogok makan dan minum. Dengan harapan, Sa'ad kembali ke ajaran nenek moyang. Namun, hampir sang ibu menemui ajalnya, ancaman itu tetap tidak dihiraukan oleh Sa'ad. Beliau tidak menjual keyakinannya dengan apapun, sekalipun dengan nyawa ibunya.
Pada zaman pemerintahan khalifah Umar bin Khatab, Sa'ad diangkat sebagai panglima tentera. Sa'ad wafat pada usia 70 tahun (55H atau 676M). Beliau di makamkan di tanah Baqi'


8. SA'ID BIN ZAID: 

Sa'id adalah di antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama isterinya, Fathimah binti al-Khattab, adik perempuan 'Umar bin Khattab. Sa'id membaktikan segenap daya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam usianya belum genap 20 tahun.
Sa'id turun berperang bersama Rasulullah dalam setiap peperangan. Beliau juga turut bersama kaum muslimin menjatuhkan dan meruntuhkan pemerintahan [singasana] Kisra Persia. Sa'id pernah diperintahkan Rasulullah mengintip aktiviti musuh. Beliau wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M) dan di makamkan di Baqi' Madinah.


9.'ABDURRAHMAN BIN 'AUF: 

'Abdurrahman bin 'Auf termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Beliau termasuk di antara sahabat Nabi yang mempunyai harta melimpah hasil aktiviti perniagaan. Kejayaannya tidak membuat beliau lupa diri, sebaliknya beliau selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Bahkan saat dia diberitakan Rasulullah bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat sedekahnya makin membara. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 kuda perang, dan 1.500 ekor unta beliau sumbangkan untuk perjuangan Islam. Abdurrahman sempat berhijrah ke Habsyah sebanyak 2 kali. Beliau wafat pada
umur 72 tahun(32H atau 652M) di Baqi'.


10. ABU 'UBAIDAH BIN JARRAH: 

Rasulullah pernah memberikan pernyataan tentang Abu 'Ubaidah. "Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu 'Ubaidah," begitu kata Rasulullah. Abu 'Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku.
Abu Ubaidah masuk Islam melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddik pada awal kerasulan nabi Muhammad SAW. Ia beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau 639M.